MISTERI PULAU PAPUA MENYIMPAN 'HARTA KARUN' PURBA
Sejak tahun 1994 hingga 2012 telah ditemukan 200 lbih berbagai macam benda prasejarah & bersejarah di wilayah Papua.
Provinsi Papua & Papua Barat ternyata kaya akan situs sejarah perjalanan pekembangan peradaban bangsa Indonesia. Dgn potensi arkeologi yg demikian besar, Balai Arkeologi Jayapura membagi wilayah kerjanya menjadi enam wilayah.
Provinsi Papua & Papua Barat ternyata kaya akan situs sejarah perjalanan pekembangan peradaban bangsa Indonesia. Dgn potensi arkeologi yg demikian besar, Balai Arkeologi Jayapura membagi wilayah kerjanya menjadi enam wilayah.
Keenam wilayah, ialah:
1. Daerah Kepala Burung,
2. Teluk Cenderawasih,
3. Teluk Bintuni,
4. Pantai Selatan & sekitarnya,
5. Pantai Utara & sekitarnya,
6. Pegunungan Tengah.​
1. Daerah Kepala Burung,
2. Teluk Cenderawasih,
3. Teluk Bintuni,
4. Pantai Selatan & sekitarnya,
5. Pantai Utara & sekitarnya,
6. Pegunungan Tengah.​
Sejak sepuluh tahun terahir ini, kegiatan penelitian & pengembangan Balai Arkeologi Jayapura telah menemukan 89 situs yg sangat berharga, baik dari segi pendidikan & budaya maupun wisata sejarah.
Situs Pra-Sejarah
Menurut Kepala Badan Arkeologi Jayapura, M. Irfan Mahmud, di Jayapura, Rabu, situs purbakala tertua yg ditemukan di Papua ialah peninggalan jaman pra sejarah di 30.000 hingga 40.000 tahun sblm masehi. Situs yg berlokasi di Kabupaten Biak ini berupa gua-gua yg di dindingnya dijumpai lukisan-lukisan & fosil-fosil moluska ato cangkang kerang. Keduanya menandakan adanya kehidupan manusia di masa lampau.
Ditemukannya fosil moluska di daerah itu jga menjadi indikator penting adanya aktivitas manusia purbakala.
Moluska adalah makanan yg mudah didapat & diolah dibandingkan dgn harus berburu binatang darat yg butuh mengeluarkan banyak energi.
Lebih lanjut dia mengatakan, penemuan arkeologi di Biak ini merupakan jalan utk mengurut sejarah migrasi perjalanan manusia kuno ke Papua.
“Hal ini membuktikan adanya kontak-kontak awal manusia sblm kolonial masuk ke Papua,†tandasnya. Selain di Biak, penemuan dari jaman megalitikum terdapat di situs Tutari, Kabupaten Jayapura. Di tempat ini ditemukan bongkahan batu berlukis berbentuk binatang-binatang melata.
Situs Zaman Kolonial
Sementara situs arkeologi dari zaman kolonial jga banyak ditemukan di bbrapa daerah di Papua sbg peninggalan penjajah Belanda antara tahun 1900-an hingga pecah Perang Pasifik di tahun 1940-an. Situs zaman kolonial ini misalnya Situs Ifar Gunung, Situs Asei Pulau & Situs Hirekombe di Kabupaten Jayapura,
Situs lainnya merupakan adalah yg berkaitan dgn sejarah masuknya agama Islam ke Papua. Dibuktikan dgn ditemukannya Situs Makam Islam di Lapintal, Kabupaten Raja Ampat, Situs Islam di Pulau Nusmawan, Kabupaten Teluk Bintuni & lain sebagainya.
Sejak 1994-2012 telah ditemukan 200 Benda Arkeologi
Kepala Balai Arkeologi Jayapura wilayah Papua & Papua Barat, M Irvan Mahmud, M,Si mengatakan sejak 1994 hingga 2012 pihaknya telah menemukan 200 lbih berbagai macam benda prasejarah & bersejarah di wilayah itu.
“Balai Arkeologi Jayapura telah menemukan 200 lbih benda-benda prasejarah & bersejarah di berbagai daerah di Papua & Papua Barat,†kata M Irvan ketika ditemuai ANTARA Jayapura di ruang kerjanya, Kamis.
Dikatakanya, Balai Arkeologi Jayapura yg berdiri sejak 1992 & memiliki 20-an pegawai udah puluhan kali melakukan penelitian, ekskavasi (penggalian) & explorasi benda-benda prasejarah & bersejarah di berbagai kampung/kelurahan/desa, distrik (kecamatan) disejumlah kabupaten/kota yg ada di Papua & Papua Barat.
“Kami telah puluhan kali melakukan penelitian, penggalian, explorasi, seminar & lain-lain terkait benda-benda prasejarah & bersejarah di tanah Papua,†katanya.
Terkait benda-benda prasejarah & bersejarah, M Irvan katakan, blm ada penelitian/penemuan yg monumental ataupun menggemaparkan dunia tetapi penelitian/penemuan benda-benda unik & berciri khas Papua dgn pengaruh budaya Austronesia & Asia termasuk masa kolonial paling banyak ditemukan.
Seperti penelitian potensi arkeologi di kampung Skow Yambe distrik Muara Tami Kota Jayapura di 1994 di lokasi situs Gua Tei dmna pihaknya menemukan fragmen gerabah polos & gerabah dgn motif hias. Penelitian religi masa lampau etnik di kabupaten Biak bertempat di desa Urfu & desa Makmakerbo di 2006 yg dilakukan di situs gua Padwa, gua Kufrai, & situ gua Yembuken.
Kemudian penelitian prasejarah di bbrapa kampung pesisir kawasan danau Sentani di 2010 & 2011 yg menemukan sejumlah fragmen gerabah hias, gerabah polos, manik-manik, molusca, arang, tulang binatang, tulang manusia, calon alat batu yg menandakan & berpotensial mengungkapkan peradaban manusia disekitar itu.
Lalu di 2012, Balai Arkelogi Jayapura udah melakukan penelitian di delapan daerah & menemukan 25 macam benda prasejarah & bersejarah.
“Banyak penemuan benda-benda prasejarah & bersejarah lewat penelitian, ekskavasi & explorasi yg kami lakukan. & kalo boleh dikatakan bhwa di Papua msh banyak benda-benda unik yg harus diteliti scr baik,†katanya.
“Berbagai macam benda kaya kapak batu, tulang binatang, gerabah, lukisan dinding di gua & penemuan benda lainya semasa kolonial bisa menceritakan & mencerminkan budaya manusia di Papua saat itu,†lanjutnya.
Pria asal Makasar yg telah empat tahun bertugas di Papua itu sampaikan, saat ini data-data ttg Arkeologi di Papua baru mencapai 70 persen, & di 2013/2014 pihaknya akan meningkatkan hingga 80 persen.
“Kami msh akan melakukan banyak penelitian tetapi terkendala dgn masalah kondisi geografis & topografis Papua. & tahun depan kami akan lakukan penelitian di Dogiyai, Mamberamo, Jayawijaya, Paniai & sejumlah daerah lainya di Papua Barat,†katanya.
Arkeolog temukan situs kampung tua Mosandurei di Nabire Papua
Arkeolog di Distrik Napan, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, menemukan situs kampung tua Mosandurei, yg merupakan situs permukiman. Situs tersebut kini sedang diteliti lbih lanjut.
“Situs Kampung Tua Mosandurei itu ditemukan dlm proses penelitian arkeologi,†kata sraf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto, di Kota Jayapura, Papua di April 2014 lalu.
Suroto mengatakan, dlm situs tersebut ditemukan alat batu, manik-manik, keramik China Dinasti Ming (abad XVI-XVII) & Dinasti Ching (abad XVII-XVIII), keramik Eropa, botol Eropa & gerabah.
Keramik Eropa yg ditemukan terdapat cap pabrik pembuatnya yaitu Fregout & Co Saastrusht Dragon Made in Holland & Petrus Regout & Co Maastricht made in Holland. Selain itu, lanjut Suroto, di situs itu jga ditemukan sisa makanan berupa cangkang moluska laut dlm jumlah banyak & tulang binatang.
“Situs Kampung Tua Mosandurei di masa lalu dipilih sbg situs pemukiman krna lokasinya yg dekat dgn sumber air tawar, selain iyu jga dekat dgn hutan sagu & pesisir pantai. Letak situs di atas bukit, sangat aman & terlindungi dari serangan bajak laut yg banyak beroperasi di Teluk Cenderawasih di abad ke-16 hingga abad ke-18,†lanjutnya.
Alumnus Universitas Udayana Bali itu menambahkan, berdasarkan lokasi yg strategis Situs Kampung Tua Mosandurei di pesisir utara Papua wilayah Napan di masa lalu merupakan bagian dari jaringan niaga dgn Kesultanan Tidore.
Plato Gamping Ayamaru, Papua & Hunian Prasejarah
Tulisan kali ini berasal dari Awang H Satyana, yg menjelaskan bhwa bekas-bekas hunian manusia prasejarah (purba) yg pnya industri perkakas batu ditemukan di banyak tempat di Jawa, terutama di Pegunungan Sewu, Pacitan. Begitu banyaknya artefak berupa perkakas batu pernah ditemukan di sini, sehingga menghasilkan istilah-istilah tertentu kaya kebudayaan Pacitanian ato industri Kali Baksoko. Kali Baksoko adalah suatu kali di wilayah ini tempat ditemukannya banyak artefak.
Itu di Jawa, tempat paling banyak ditemukannya artefak perkakas batu. Kelihatannya saat bermigrasi dulu, para penghuni prtama negeri kita memilih Jawa sbg pangkalan terakhirnya. Pemikiran ini disebabkan begitu banyaknya artefak ditemukan di Jawa, jga penemuan fosil-fosil tulang hominid ato manusia purba. Meskipun demikian, terdapat bukti bhwa bbrapa generasi manusia purba ini kmudian dari Jawa bermigrasi ke timur ke Nusa Tenggara bahkan sampai Australia.
tips sehat Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, cara sehat Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, kesehatan Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, menjaga kesehatan Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba , fakta kesehatan Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, penyakit berbahaya Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, kolesterol tinggi Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, menurunkan berat badan Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, viral kesehatan Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, resep dokter Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba, terhindar dari penyakit Misteri Pulau Papua Menyimpan 'Harta Karun' Purba
Komentar
Posting Komentar